Minggu, 29 Juni 2008

Telo Gendruwo Sebagai Bahan Baku Ethanol


ilustrasi (ist)
SURABAYA - Ubi kayu karet atau kalau orang Jawa menyebutnya sebagai telo gendruwo ternyata bisa dimanfaatkan untuk bahan baku ethanol.

Telo gendruwo selama ini tidak mempunyai nilai ekonomis karena pahit jika dimakan. Namun di tangan Nurhatika, dosen biologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, itu bisa berubah menjadi mempunyai nilai ekonomis.

"Sebenarnya apapun bisa asal ada kandungan karbohidratnya dan pati," ujarNurhatika di Laboratorium biologi Fakultas Matematika dan IPA (FMIPA) kampus ITS, Kamis (26/06/2008). Menurut dia, telo gendruwo ini ternyata mempunyai tingkat karbohidrat yang tinggi.

Selain ketela, tanaman lainnya pun dapat dimanfaatkan. "Pokoknya manfaatkan saja limbah yang masih ada karbohidratnya," jelasnya.

Ika mencontohkan, di Bekasi ethanol dapat dibuat dari limbah kulit kacang koro, sementara di Kediri menggunakan limbah tahu.

"Kami juga sedang mengincar Probolinggo, karena di sana banyak sekali tetes tebu," tambahnya.

Proses pembuatan ethanol dari ketela pohon ini cukup sederhana. Ketela ataupun bahan-bahan lain tersebut dihaluskan, lalu direbus. Kemudian ditambahkan enzim amylase dan diberi ragi.

"Untuk ementara ini, ragi tape biasa pun bisa digunakan. Tapi kami sedang mengkaji lebih lanjut ragi khusus untuk ethanol ini," lanjutnya.

Larutan itu lalu didiamkan selama 3-4 hari agar proses fermentasi berjalan. Setelah itu, ethanol akan dihasilkan. "Tapi kadar ethanol ini masih 90 persen. Sementara untuk kompor kami membutuhkan kadar ethanol sebesar 95 persen," ujarnya.

Untuk menaikkan kadar ethanol perlu adanya penambahan batu kapur. Ini perlu dilakukan sebab ethanol dengan kadar di bawah 95 persen masih mengandung Pb (timbal). Sedangkan ethanol untuk bahan bakar kompor ini harus bebas dari Pb.

"Kalau ada Pb-nya bisa meledak, makaya harus bersih dari Pb," lanjutnya.

Selain itu, kompor yang digunakan pun bukan kompor untuk minyak tanah. Kompor ethanol ini khusus dirancang untuk bahan bakar ini. "Kami bekerja sama dengan koperasi Manunggal Sejahtera untuk produski kompornya, ini kompor tanpa sumbu," jelasnya.

Keunggulan bahan bakar ethanol ini selain lebih ekonomis juga terbukti tanpa jelaga. Namun, pemanasan ethanol diakui Ika lebih lama dibandingkan minyak tanah. "Untuk memasak mi, kompor minyak tanah membutuhkan waktu 10 menit. Sedangkan kompor ethanol 2-3 menit lebih lama," imbuhnya.

Tidak ada komentar:

GOOGLE SERVICE

VIDEO