MP3 MUSIK LIVE NET
Rabu, 14 Mei 2008
JAKARTA - Rumor tentang adanya SMS dan telepon santet yang sanggup mematikan sang penerima rupanya telah berkembang sejak tahun 2004. Namun rumor ini hanya marak di negara-negara berkembang.
Sebuah blog luar berisi kumpulan rumor dan legenda yang marak di dunia (legends and rumors) berhasil mengumpulkan artikel mengenai kejadian mematikan akibat SMS atau telepon dari nomor berwarna merah, lengkap dengan url sumber artikel. Artikel tersebut bisa dibilang cukup lengkap karena dokumentasinya terdiri dari sumber akurat, lengkap dengan waktu kejadian.
Dilansir melalui blog tersebut, Rabu (14/5/2008), negara-negara berkembang yang dimaksud diantaranya adalah Nigeria, Afrika, India, Pakistan, Afganistan dan Kamboja. Bahkan negara-negara itu menyebutnya dengan nama yang berbeda-beda. Ada yang menyebutnya sebagai 'deadly phone virus', 'killer GSM call', 'killer calls', 'killer number', 'satanic GSM phone number', 'phantom phone calls', 'evil GSM number', atau 'haunted phones'.
Modus operandinya pun hampir sama dengan yang kini beredar di Indonesia, hanya sekedar rumor yang dikirimkan melalui SMS dan telepon. Meskipun terdapat korban yang berjatuhan namun kepolisian setempat pun sulit membuktikan adanya radiasi seluler atau perilaku mistik yang terjadi dibalik kejadian tersebut.
Hebatnya, rumor ini pun sempat menjadi sebuah isu nasional di beberapa negara. "Saking takutnya, banyak masyarakat Nigeria yang tidak mau menjawab telepon dari nomor yang tidak dikenal. Hal ini sempat menimbulkan kekhawatiran di masyarakatnya hingga berujung pada turunnya profit dari industri telekomunikasi, baik pendapatan operator maupun vendor ponsel," papar seorang peneliti sekaligus psikolog asal Nigeria Jane-Frances Aghu dalam essay yang berjudul From Koro to GSM Killer Calls Scare in Nigeria: A Psychological View, CODESRIA Bulletin, nomor 3 dan 4, 2004, halaman 16.
"Bahkan pemerintah Nigeria pun sempat mengeluarkan spekulasi yang menyebutkan bahwa seorang warganya telah berkolaborasi dengan pihak asing untuk mengadakan uji coba secara teknis dalam rangka mengalahkan regulasi dari Badan Komunikasi Nigeria (NCC). Uji coba ini melibatkan beberapa jaringan frekuensi eksisting yang tidak terdaftar sehingga mengakibatkan reaksi audio yang disebabkan oleh bunyi radioaktif atau hiperaktif. Gangguan audio inilah yang kemudian mengakibatkan interferensi pada otak hingga sampai menimbulkan kematian, pihak pemerintah Nigeria pun mengaku sudah menangkap pelaku. Namun tentu saja berita tersebut hanya spekulasi untuk menenangkan masyarakat karena pemerintah sendiri masih yakin kalau kejadian tersebut hanya rumor," tulis Aghu.
Kebanyakan pemerintah dari negara-negara tersebut menenangkan warganya dengan menyatakan bahwa kejadian tersebut hanya rumor yang dihembuskan dalam rangka persaingan operator seluler, yang mana industri telekomunikasi di negara-negara tersebut pun sedang berkembang dan dianggap sebagai lahan subur. Bahkan ada yang menyebutnya sebagai bentuk konspirasi menjelang pemilu yang akan dilangsungkan dalam waktu dekat.
Namun, seperti halnya di Indonesia, tetap saja rumor tersebut terus berkembang karena tidak ada satupun ilmuwan, dari negara manapun, yang mampu menjelaskan secara teknis. (srn)
Berita Terkait:
* SMS Santet: Energi 'Jin' Pasti Akan Tertahan di BTS
* Radiasi Ponsel Rendah, Tidak Mungkin Berbahaya
* Deadly Red Number pun Hoax
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar