Minggu, 09 Maret 2008

Menghadap Ka’bah Dari Luar Angkasa


Sheikh Muszaphar Shukor, astronot Malaysia pertama, mengalami kesulitan saat harus menghadap Ka’bah ketika berada di luar angkasa. Saat berada di orbit, arah kiblat dapat berubah 180 derajat. Dijadwalkan akan mengudara 10 Oktober menggunakan pesawat luar angkasa Soyuz dan selama 9 hari akan tinggal di Stasiun Luar Angkasa Internasional.
Menghadapi masalah seperti ini, Angkasa, badan antariksa Malaysia telah mengadakan pertemuan dengan 150 ahli agama dan pakar untuk merumuskan dan menjawab permasalahan tersebut. Panduan beribadah di Stasiun Luar Angkasa Internasional telah disahkan oleh Dewan Fatwa Nasional Malaysia awal tahun ini. Menurut panduan ini, dalam menentukan arah kiblat didasarkan pada apa yang mungkin bagi astronot dengan prioritas 1)Ka’bah 2)Perkiraan arah Ka’bah 3)Bumi dan 4) Arah mana saja.
Dr Kamal Abdali mengatakan dalam menentukan arah kiblat, sesorang tidak perlu bergerak-gerak mengikuti arah kiblat. Konsentrasi pada satu arah kiblat saat mulai selanjutnya tidak perlu kuatir dan mempermasalahkan perubahan arah kemudian. Kasus yang sama adalah bila berada di atas kereta api.
Pertanyaan-pertanyaan seperti ini akan terus bergulir, terutama untuk menjelaskan ritual keagamaan bila harus dilakukan di luar angkasa. PR panjang menanti…

Tidak ada komentar:

GOOGLE SERVICE

VIDEO